Engga terasa sudah acara 7 bulanan atau orang Jawa menyebutnya Tingkeban. Dulu waktu acara 3 ke 4 bulan atau biasa disebut Telonan engga bisa pulang dan ikut acara di rumah. Alhamdulillah sekarang bisa ikut merasakan serunya acara adat beginian, haha. Kalau mau ikut adat Jawa yang saklek banget sebenernya panjang dan macam-macam prosesi yang dilakukan untuk orang hamil sampai lahiran.
Diacara Tingkeban biasanya calon Ibu dimandikan sama seperti acara Siraman waktu menikah dan ada prosesi membelah buah kelapa biar tahu jenis kelamin si baby (Saya skip diacara mandi-mandi dan kawan-kawannya ini). Sajian yang khas ada yaitu rujak uyub dan dawet atau cendol. Lalu si calon Ibu dan Ayah berjualan rujak uyub dan dawet kepada saudara-saudara. Katanya sih rujak uyub ini yang bikin adalah si calon Ibu. Akhirnya saya ikut bantu menyiapkan bahan-bahan untuk isi rujak uyub yaitu timun, krai (kayak timun Jepang), jeruk bali dan mangga kweni (duh, nulisnya sambil ngiler :D). Selebihnya yang mengolah adalah para sesepuh haha. Selain itu juga ada banyak jajanan yang dibungkus daun pisang lalu dikukus yang harus ada di acara Tingkeban. Yang paling unik itu ada hidangan yang dibikin miniatur dari tepung gambarnya orang sedang berlayar, gunung, batu, dan lain-lain. Setelah saya tanya dan menebak-nebak arti dari jajanan yang disajikan kurang lebih ada yang melambangkan anak perempuan atau laki-laki dan miniatur tadi mungkin menggambarkan rintangan dalam melahirkan nanti. Jadi mungkin intinya apapun jenis kelaminnya semoga diberi kelancaran dalam persalinan :) Dan yang uniknya lagi, para undangan pengajian setelah acara selesai engga boleh pamitan pulang sama tuan rumah. Jadi selesai acara langsung pada ngacir pulang hahaha.
Selamat ya Biku sudah 7 bulan, semoga sehat-sehat terus dan nanti pertemuan kita dikasi kelancaran. We do love you, nak ;*
| Macam-macam jajanan yang disajikan di acara Tingkeban |
| Miniatur dari tepung |
Karena riweh acara cuman sempet foto begini doang :))